Gubernur DKI Pramono Anung Ultimatum: Jika Adhi Karya Tak Bongkar Monorel, Pemprov Akan Turun Tangan Januari 2026

Foto : Gubernur DKI Pramono Anung Saat Ultimatum: Adhi Karya Terkait  Proyek Monorel Yang Mangkrak 

JAKARTA. Visioneernews.com — Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengeluarkan ultimatum tegas kepada PT Adhi Karya (Persero) Tbk terkait proyek monorel Jakarta yang sudah lama mangkrak dan kini menjadi sorotan publik.

Dalam keterangannya kepada wartawan, Pramono meminta sekaligus mempersilakan Adhi Karya untuk segera membongkar sendiri struktur monorel yang tidak lagi digunakan.

“Silakan Adhi Karya lakukan pembongkaran. Kalau sampai Januari 2026 belum ada tindakan, Pemprov DKI yang akan turun tangan membongkarnya,” tegas Pramono, Senin (28/10/2025).

Monorel Jakarta merupakan proyek transportasi publik yang dimulai sejak awal 2000-an, namun terhenti di tengah jalan dan menyisakan sejumlah tiang beton besar di beberapa ruas ibu kota seperti Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, dan Jalan Asia Afrika, Senayan. Struktur tersebut selama ini dinilai mengganggu estetika kota dan keselamatan pengguna jalan.

Pramono menambahkan, keputusan ini diambil untuk memberikan kepastian tata ruang dan keamanan publik. Menurutnya, Jakarta tidak boleh terus-menerus menjadi “museum proyek gagal”.

“Kita beri waktu, bukan untuk mengancam, tapi untuk memastikan Jakarta tertata dengan baik. Kalau dibiarkan terus, ini jadi simbol kegagalan masa lalu yang tidak pernah diselesaikan,” ujarnya.

Pemprov Siapkan Tim Teknis

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hendro Subroto, menyatakan pihaknya telah menyiapkan tim teknis untuk melakukan kajian pembongkaran jika Adhi Karya tidak bergerak hingga batas waktu yang ditetapkan.

“Instruksi Gubernur jelas. Kami siap melakukan langkah teknis pembongkaran secara bertahap mulai Januari 2026 jika tidak ada progres nyata,” kata Hendro.

Pengamat Dukung Langkah Tegas

Pengamat tata kota Universitas Trisakti, Yayan Hendrawan, menilai kebijakan ini tepat dan sudah seharusnya dilakukan sejak lama. Menurutnya, keberadaan tiang monorel terbengkalai itu selama ini menjadi beban visual dan struktural bagi wajah ibu kota.

“Langkah ini bukan hanya soal pembongkaran fisik, tapi juga pembenahan mental tata kelola proyek publik di Indonesia. Jakarta harus menunjukkan ketegasan terhadap proyek yang gagal dilanjutkan,” ujarnya.

Yayan menambahkan, jika tiang-tiang tersebut dibongkar, ruang kota bisa dimanfaatkan untuk jalur hijau, trotoar modern, atau infrastruktur transportasi baru yang lebih relevan dengan kebutuhan warga.

Penataan Menuju Jakarta Global City

Pramono menegaskan, langkah tegas terhadap proyek mangkrak adalah bagian dari upaya Pemprov DKI mewujudkan “Jakarta Global City 2030” — kota modern yang bersih, tertata, dan efisien.

“Kita tidak mau lagi ada proyek yang hanya menjadi monumen kegagalan. Jakarta harus maju dengan tertib dan terencana,” pungkasnya.


(Dion)

Posting Komentar

0 Komentar