Kasus Tampar Siswa di SMAN 1 Cimarga Berakhir Damai, Bupati Lebak: “Pendidikan Harus Humanis, Bukan Represif”

Kasus Tampar Siswa di SMAN 1 Cimarga Berakhir Damai, Bupati Lebak: “Pendidikan Harus Humanis, Bukan Represif”


Cimarga, Kabupaten Lebak. Visioneernews.com — Kasus dugaan kekerasan yang dilakukan Kepala SMAN 1 Cimarga terhadap seorang siswa akhirnya diselesaikan secara damai. Mediasi antara kedua belah pihak digelar di lingkungan sekolah pada Kamis (16/10/2025) dan dihadiri oleh tokoh pemerintahan provinsi dan kabupaten.

Dalam pertemuan itu, Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, dan orang tua siswa yang ditampar, Tri Indah Alesti, menyepakati penyelesaian secara kekeluargaan. Mediasi juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Banten, Deden Apriandhi, yang baru dilantik sebagai Sekda Banten. 

Acara ini mendapatkan pengawasan dari Pemerintah Kab. Lebak, yang saat ini dipimpin oleh Bupati Lebak, Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya. 

“Kami, kedua belah pihak, sepakat berdamai secara kekeluargaan tanpa adanya paksaan dari pihak mana pun,” ujar Resti, perwakilan pihak keluarga siswa, usai penandatanganan surat damai.

Isi Kesepakatan Damai

Dalam dokumen kesepakatan terdapat poin-poin penting berikut:

1. Pihak pertama (Kepala Sekolah) mengakui kesalahannya telah melakukan tindakan kekerasan terhadap anak.

2. Pihak pertama menyadari tindakannya tidak dibenarkan menurut hukum dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu di masa depan.

3. Pihak kedua (orang tua siswa) menerima permintaan maaf tersebut dan sepakat tidak melanjutkan perkara ke ranah hukum.

Setelah penandatanganan, kedua belah pihak berjabat tangan dan memperlihatkan surat kesepakatan di hadapan para saksi yang hadir.

Berita Terkait : https://www.visioneernews.com/2025/10/ppwi-dki-sesalkan-sanksi-terhadap.html

Pernyataan Bupati Lebak

Menanggapi peristiwa tersebut, Bupati Lebak, Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya, menyatakan apresiasinya atas upaya perdamaian yang diambil, sekaligus menekankan bahwa pendidikan di kabupaten itu harus dijalankan dengan prinsip hormat dan kasih sayang.

“Saya sangat menghargai cara penyelesaian secara kekeluargaan ini. Namun demikian, saya tegaskan bahwa pendidikan harus menjadi ruang untuk membangun karakter dan kasih sayang, bukan penindasan atau tindakan kekerasan,” kata Jayabaya saat memberi keterangan.

Bupati juga menginstruksikan Dinas Pendidikan Kab. Lebak untuk melakukan pendampingan, pelatihan, dan sosialisasi kepada para guru agar kejadian serupa tidak berulang di masa mendatang.

“Guru adalah teladan. Pendekatan harus berbasis empati dan dialog, bukan kekerasan. Kita akan pastikan seluruh tenaga pendidikan di Lebak mendapat penguatan etika dan komunikasi,” tambahnya.

Pernyataan Sekda Provinsi Banten

Sekda Banten yang hadir, Deden Apriandhi, menyampaikan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Banten terhadap langkah mediasi ini. Ia juga menegaskan bahwa provinsi akan membantu dalam hal regulasi dan pembinaan untuk menjaga kualitas pendidikan di setiap kabupaten dan kota.

“Kami di provinsi siap memberi arahan dan dukungan agar kebijakan pendidikan di wilayah berjalan harmonis dan beradab. Kasus ini menjadi pengingat bahwa kepala sekolah dan guru harus selalu menjaga profesionalisme,” ujar Deden Apriandhi.

Penutup

Dengan terjalinnya kesepakatan damai, suasana di SMAN 1 Cimarga kembali tenang. Pemerintah Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten berharap kasus ini menjadi momentum evaluasi untuk memperkuat pendidikan yang humanis dan menghormati hak siswa sebagai manusia.


(Dion)

Posting Komentar

0 Komentar