Blitar. Visioneernews.com - Majelis Sabilu Taubah Blitar kembali menghadirkan suasana hangat penuh hikmah melalui agenda sharing bersama dua narasumber muda yang dikenal inspiratif, yakni Ustadz Nafi Unnas, alumni Pondok Modern Darussalam Gontor, dan Gus Iqdam, dai muda sekaligus alumni Pesantren Al-Falah Ploso. Kegiatan ini menjadi ruang bagi para santri dan jamaah untuk memperluas wawasan, terutama tentang bagaimana menjaga jati diri sebagai seorang santri di tengah perubahan zaman.
Dalam penyampaiannya, Gus Iqdam menekankan bahwa menjadi santri bukan sekadar status selama berada di pondok, melainkan identitas yang harus terus dibawa sepanjang hayat. “Dimanapun kita berada dan apapun profesi kita, harus tetap menunjukkan sikap kesantrian. Karena itulah yang membedakan kita, itulah bekal moral yang kita bawa dari pesantren,” ujarnya dalam sesi sharing tersebut.
Ia mengingatkan bahwa nilai-nilai tawadhu’, adab, kejujuran, dan akhlak mulia adalah warisan pesantren yang seharusnya tampak dalam laku kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Ustadz Nafi Unnas turut menyampaikan bahwa santri hari ini memiliki tantangan yang lebih kompleks dibandingkan generasi sebelumnya. Karena itu, ia mengajak para santri untuk selalu meningkatkan kapasitas diri tanpa meninggalkan akar tradisi keilmuan pesantren. “Santri harus adaptif, tapi tetap berpegang pada prinsip. Santri harus bisa menjadi perekat Ummat,” tuturnya.
Sesi sharing ini memberikan energi positif dan motivasi bagi para santri untuk semakin mantap menapaki jalan pengabdian di masyarakat. Pesan dari kedua narasumber tersebut menjadi pengingat bahwa identitas santri bukan hanya tentang di mana mereka belajar, tetapi tentang bagaimana mereka hidup, bersikap, dan memberi manfaat di manapun mereka berada.
(Redho)

0 Komentar